TIPS
PANDUAN
Pemilihan
Bakalan (Bahan), Perawatan Harian, Perawatan Pra Lomba, Perawatan Pasca Lomba
dan Perawatan Mabung untuk Burung Cucak Hijau / Burung Cucak Ijo
Burung
Cucak Hijau / Burung Cucak Ijo adalah salah satu burung yang tidak bisa
dipandang sebelah mata. Bintangnya semakin gemilang, terbukti di lomba-lomba
burung berkicau di beberapa daerah, kelas yang dibuka untuk burung ini selalu
penuh. Bahkan sudah sangat banyak transfer gacoan Cucak Hijau dengan nilai
sangat fantastis.
KARAKTER
DASAR BURUNG CUCAK HIJAU
Semi
fighter. Burung ini bukanlah burung petarung murni, daya tarung yang ada pada
burung ini cenderung akibat tingkat birahi pada level tertentu yang akan
membuat burung ini menjaga daerah teritorialnya.
Takut
gelap. Burung Cucak Hijau tidak suka gelap dan gampang panik apabila berada
pada lingkungan atau suasana yang gelap. Hindari menempatkan burung ini pada
tempat yang gelap, apalagi membawanya pada malam hari. Karena akan
mengakibatkan burung ini akan panik, nabrak ruji kurungan, bulunya rontok dan
dapat menjadi stress.
Sangat
cerdas, gampang menirukan tapi sangat gampang lupa. Dalam kondisi normal,
burung ini dapat merekam suara isian yang ada disekitarnya dengan sangat cepat.
Sangat mudah di master, tetapi apabila dalam kurun waktu tertentu tidak
mendengar suara-suara master yang sudah ada, maka dengan gampang hilang dari
memorinya.
Mudah
jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak
kepada manusia.
PEMILIHAN
BAHAN BURUNG CUCAK HIJAU YANG BAIK
(CIRI-CIRI
BURUNG CUCAK HIJAU YANG BAIK DARI KATURANGGAN)
Ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan
pada burung Cucak Hijau.
Berkelamin
jantan, ciri-ciri burung Cucak Hijau kelamin jantan dapat dilihat dari postur tubuh yang panjang serasi, ekor lebih
panjang, tulang belakang dan supit kecil
rapat, warna bulu lebih tegas, paruh berwarna gelap, warna bulu di
bagian bawah leher berwarna hitam dan membentuk topeng pada wajahnya, mata
besar melotot, bentuk kepala lebih besar dan bergerak lincah.
Bentuk
paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan
panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki
paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Postur
badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan
ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan
pendek.
Sayap
mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap
mental burung.
Lincah
dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Rajin
bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
Leher
panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara
secara maksimal.
MAKANAN
YANG SESUAI UNTUK BURUNG CUCAK HIJAU
Voer
(sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer
yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak
Hijau. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti
dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
Buah
Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir,
Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya,
karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu
meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna
dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
EF
(Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong,
Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF
harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga
harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
PERAWATAN
DAN STELAN HARIAN BURUNG CUCAK HIJAU
Perawatan
harian untuk burung Cucak Hijau relatif sama dengan burung berkicau jenis
lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut
ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cucak Hijau:
Jam
07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba
mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
Bersihkan
kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
Berikan
Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara
langsung pada burung.
Penjemuran
dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran,
sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
Setelah
dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu
sangkar dikerodong.
Siang
hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master
atau burung-burung Master.
Jam
15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
Berikan
Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
Jam
18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa
istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
Kroto
segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin
pagi dan hari Kamis pagi.
Buah
Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis
berikan buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau
buah lainnya.
Pengumbaran
di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
Berikan
Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Berikan
buah pisang yang yang telah diolesi Madu setiap hari Sabtu.
PENANGANAN
APABILA BURUNG CUCAK HIJAU OVER BIRAHI
Pangkas
porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore
Bisa
diberikan 2 ekor Ulat Bambu dalam 3 hari berturut-turut
Frekuensi
mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
Lamanya
penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
PENANGANAN
APABILA BURUNG CUCAK HIJAU KONDISINYA DROP
Tingkatkan
porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
Tingkatkan
porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
Mandi
dibuat 2 hari sekali saja
Burung
segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cucak Hijau lain dahulu
Lamanya
penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
PERAWATAN
DAN STELAN BURUNG CUCAK HIJAU UNTUK LOMBA
Perawatan
lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan
pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang
diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba
yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut
ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cucak Hijau:
H-3
sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.
H-2
sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
1
Jam sebelum digantang lomba, berikan Jangkrik 3 ekor dan Ulat Hongkong 10-20
ekor.
Apabila
burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
PENTING
Jangan
memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung
tersebut menjadi sangat tidak stabil.
Berikan
kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar
burung tidak kaget.
PERAWATAN
DAN STELAN BURUNG CUCAK HIJAU PASCA LOMBA
Perawatan
pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi
fisik burung.
Berikut
ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Cucak Hijau:
Porsi
EF dikembalikan ke Stelan Harian.
Berikan
Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
Sampai
H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
PERAWATAN
DAN STELAN BURUNG CUCAK HIJAU MABUNG
Mabung
(Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung.
Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting,
karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi
rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari
kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas
baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung
dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu.
Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses
mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Berikut
ini Pola Perawatan masa mabung:
Tempatkan
burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung
lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
Mandi
cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.
Pemberian
porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk
pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor
sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
Berikan
Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
Perbanyak
pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga
melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Disamping itu buah Pepaya banyak
mengandung banyak vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh
burung.
Lakukan
pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan
mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan
yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan
tipe suara burung dengan suara burung master.
SUARA
MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG CUCAK HIJAU / CUCAK IJO
Irama
lagu yang dimiliki burung memegang peranan yang sangat penting di
dalampenilaian lomba burung berkicau. Karena kembali kepada filosofi burung
berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya
(irama lagu).
Memilih
suara-suara master untuk burung andalan kita janganlah terfokus hanya memilih
suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.
Sangat
banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran
burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru
dalam prakteknya dilapangan. Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu
burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di
master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master
tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu
burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.
Sebenarnya;
Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam
keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan
dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran. Ada Mitos yang mengatakan
pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung.
Alasannya
karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan
sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung
tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan
mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya
sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.